Selasa, 21 April 2020

Ringkasan: Bab Sejarah dan Teori Perencanaan Bahasa

Sejarah dan Teori Perencanaan Bahasa 

oleh Jiri Nekvapil

Jiří Nekvapil | Department of Linguistics

Pengantar

Saat menggunakan bahasa, ada orang yang kurang peduli dengan ungkapan atau bahasa yang digunakan dan ada yang sangat detail mempertimbangkan setiap aspek ungkapan atau kalimat yang disampaikan. Pertimbangan bahasa tersebut antara lain sensitivitas bahasa terhadap ungkapan, pengubahannya dan pada beberapa kesempatan menindaklanjuti pemikiran tersebut. Hal-hal tersebutlah yang membawa perubahan pada perencanaan bahasa dan kegiatan sastra. Kaplan dan baldauf (1997, p.3) menyatakan bahwa satu atau lebih komunitas bisa memanipulasi bahasa melalui perencanaan bahasa sebagai ide utama, perundangan dan peraturan (kebijakan bahasa), perubahan aturan, kepercayaan, dan praktik.

Perencanaan bahasa mendapatkan tanggapan negatif di tahun 1960an. Sikap negatif terhadap perencanaan bahasa yang muncul pada saat itu jelas sarat dengan kepentingan politik secara praktis karena dipandang sebagai kajian interdisipliner yang bertentangan dengan konsep-konsep linguistik dan pondasi ideologis strukturalis. Hall (1950) menyatakan bahwa perubahan bahasa harus dianggap sebagai suatu kejadian alamiah, bukan rekayasa yang dipengaruhi atau dibentuk oleh interferensi dengan slogan leave your language alone. Tanggapan positif terhadap perencanaan bahasa muncul saat Rubin dan Jenudd (1971a) menulis buku berjudul Can Language Be Planned? dan saat Fishman menulis buku berjudul Do Not Leave Your Language Alone di tahun 2006. Pada akhirnya perencanaan bahasa berkembang menjadi salah satu disiplin ilmu yang membentuk ilmu sosiolinguistik, selanjutnya berkaitan erat dengan perkembangan berbagai disiplin ilmu lainnya. Pembahasan pada bab ini  menjabarkan perencanaan bahasa dalam konsep menajemen bahasa sebagai ilmu interdisipliner dan dalm aspek aspek linguistik yang menentang dasar teori umum bahasa (Neustupny (1978) atau Harmann (1990). Bagian berikut ini mengingatkan kembali 4 sistem sosial lainnya dalam perencaan bahasa belakangan ini yang merupakan leluhur perencanaan bahasa modern.

Contoh sejarah

Neustupny (2993, 2006) menjelaskan perencanaan bahasa sebagai praktik sosial dalam empat tahap: Sebelum Modern, Awal Modern, Modern dan Setelah Modern. Tahapan tersebut didasarkan pada pola-pola pada fenomena sosial budaya sehingga membentuk konsep tipe-tipe perkembangan bahasa dan bisa saja terjadi bersamaan.

Akademi Perancis (1634): (akhir) Tipe Sebelum Modern


Akademi Perancis lahir setengah abad setelah Lembaga bahasa ‘Italia’. Lembaga ini diprakarsai oleh Cardinal Richelieu ketika para elit Eropa mulai menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa keseharian yang kemudian membentuk bahasa Latin. Richelieu ingin menguatkan persatuan bangsa melalui penyatuan pada masa penstabilan kembali Perancis. Tujuan dari akademi Perancis adalah pembentukan kejelasan aturan bahasa dan membuatnya menjadi murni, berterima, dan mampu membahasakan ilmu pengetahuan dan seni (dikutip dari Cooper, 1989, p.10) melalui penerbitan tata bahasa, kamus, petunjuk bahasa retorik dan puisi. Praktik-praktik yang ada di Akademi Perancis menjadi percontohan bagi lembaga serupa yang muncul di Eropa, contohnya di Swedia. Perencanaan bahasa menjadi sebuah disiplin ilmu (perencanaan bahasa klasik) ketika dapat membaur dengan kondisi sekitar, tapi tidak terpengaruh oleh buruknya sistem kolonial tahun 1960an.

Pergerakan Nasional Bangsa Eropa abad 19: Perencanaan Bahasa Tipe Awal Modern

Menurut Herdian, pergerakan ini menyebabkan pembentukan bangsa-bangsa modern (Slovakia, Ceko, Norwegia, Finlandia, dan lainnya) yang sebelumnya ditekan oleh bangsa-bangsa kuat dalam satu kelompok heterogen yang cenderung berorientasi pada budaya dan linguistik daripada politik dan sosial (lihat Hroch, 1998). Contohnya adalah tulisan Ivar Aasen (183-1896) tentang paradigma program perencanaan bahasa. Situasi latar belakang, tujuan program, tujuan kebijakan, dan prosedur penerapan kebijakan adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam analisis dan evaluasi berbagai program bahasa. Tujuan dari program ini adalah mengganti bahasa Denmark dan menggunakan norma dialek sebagai dasar awal bahasa Norwegia.Di Ceko, pergerakan nasional diawali oleh sarjana Slavic Studies Josef Dobrovsky (1753-1829) yang mengkodekan norma bahasa Ceko humanistik menjadi standar bahasa dalam sebuah tata bahasa di tahun 1809. Kedua peristiwa tersebut menjadi pokok perubahan yang berpengaruh pada penutur dan penulis.

Perencanaan bahasa di era modern awal ditandai dengan pemilihan jenis bahasa yang dibakukan dan kosakata yang cenderung seputar keilmuan dan seni. Semisal pada pergerakan nasional Ceko, patriot generasi kedua yang dipimpin oleh Josef Jungmann (1773-1847) merangkum leksikon menjadi kamus bahasa Jerman-Ceko sebanyak 5  terbitan (1834-1839).

Perserikatan Soviet 1920an dan 1930an: Sebelum dan saat modern

Vladimir Lenin Communist Party Of The Soviet Union Russian ...

Di masa itu, Perserikatan Soviet mempunyai ratusan suku/ras dengan beragam perkembangan bahasa yang  sebagian besar hanya dalam bentuk lisan. Ajaran Leninis (politik komunis) memberikan hak kepada suku/ras untuk menggunakan bahasa mereka di persekolahan. Ketidakinginan untuk mengikuti huruf Cyrillic yang disebarkan oleh bangsa Rusia pada masa itu mendorong Perserikatan Soviet untuk melakukan perencanaan bahasa sendiri yang disebut “Pembangunan Bahasa”; pembuatan 10 huruf baru, tatanan ejaan, pembaharuan sebagian besar bahasa, istilah, buku bacaan permulaan, dan lain-lain. Alpatov menyebutkan ada lebih dari 70 huruf dibuat untuk bahasa perserikatan Soviet di periode ini. Para ahli bahasa mendorong perkembangan struktur bahasa dan mengkombinasikan bahasa dengan teori phonologi. Di sisi lain, paham Marxis menyekat perencanaan bahasa pada penekanan sudut pandang sosial dan kritik terhadap linguistik strukturalis yang menkerdilkan hal-hal yang mempengaruhi bahasa. Pendekatan dan kegiatan dalam perencanaan bahasa Soviet 1920an dan pertengahan 1930an termasuk dalam “perencaan bahasa klasik”.

Aliran Bahasa Praha dan Cekoslovakia 1920an dan 1930an

Perencanaan bahasa ini menjadi contoh bagus dari tipe Modern- tidak berpusat pada masalah sosial, melainkan masalah detail dan alih bentuknya. Negara Cekoslovakia adalah pecahan dari Kekaisaran Hapsburg, terdiri dari berbagai ras yang saling berselisih, memiliki teori Aliran Praha yang mendasari perencaanaan bahasa untuk membentuk bahasa baku bagi sebagian besar bangsa Ceko. Teori aliran Praha berbentuk pengolahan bahasa kemudian diakui dan diterima pada “Perencanaan Bahasa Klasik”. Istilah-istilah yang paten pada pendekatan ini antara lain norma, fungsi, intelektualisasi dan kemapanan yang luwes pada bahasa baku. Pendekatan pengolahan bahasa dan kebijakan adalah dua pendekatan dasar untuk perencanaan bahasa yang digunakan pada beberapa bahasa minoritas di Eropa.

Perencanaan Bahasa Klasik dan Haugen

Einar Haugen – Harvard Gazette

Kesadaran untuk menindaklanjuti permasalahan bahasa menjadi satu disiplin ilmu mulai marak di negara-negara dunia ketiga oleh sebab bantuan dari negara-negara dunia pertama (akademi Amerika) setelah Perang Dunia II yang menandai runtuhnya jaman kolonial sebagai salah satu modal perkembangan dan modernitas. Kajian utama yang termasuk dalam “Perencanaan Status” meliputi bagian sosial budaya (Nasionalisme) dan politik (Kebangsaan) dan rancangan literasi yang terkait. Selain itu, ada perencanaan perkembangan bahasa yang mengarah pada pembentukan bahasa itu sendiri yang disebut “Perencanaan Korpus” bertujuan grafisasi, kebakuan dan pembaharuan kosakata bahasa. Dari sinilah muncul disiplin yang lebih khusus sekaligus umum, sosiolinguistik, yang dipahami sebagai induk dari disiplin ilmu perencanaan bahasa. Haugen mencatat perencanaan bahasa menjelaskan kegiatan persiapan ortografi/ejaan normatif, tata bahasa, dan kamus sebagai petunjuk penutur dan penulis di dalam kelompok (logat) bahasa yang beragam. Penerapannya dalam ilmu linguistik tidak hanya secara deskriptif, tetapi juga pilihan bentuk-bentuk linguistik.

Perencanaan menunjukkan alur pikir memprediksi masa depan berdasarkan pengetahuan yang ada di masa lalu yang ditunjang dengan sudut pandang personal. Istilah “perencanaan” dalam bahasa membentuk cabang ilmu baru yang dikenal “perencanaan sosial” yang kemudian diperjelas pada level teoritis di ilmu sosial barat dan diterapkan dalam kebijakan dan ekonomi di beberapa negara. Haugen juga menghubungkan perkembangan perencanaan bahasa dengan “teori keputusan” waktu itu dan mengejewantahkan secara detail hal-hal penting “prosedur pengambilan keputusan” untuk perencanaan bahasa. Anasir yang terkandung adalah masalah yang akan diselesaikan, pembuat keputusan dan metode penerapan. Penyelesaian masalah-masalah bahasa pada akhirnya mempunyai andil pada kesejahteraan ekonomi negara. Perencanaan bahasa dapat dipandang dari dua sisi. Yang pertama sebagai disiplin ilmu dan yang kedua sebagai variabel pengembangan teori khusus dalam politik, sosial, dan ekonomi.

Kritik Perencanaan Bahasa Klasik

Di tahun 1980an, ada banyak kritik yang dilontarkan ke teori perencanaan bahasa.

-          Kegagalan proses modernisasi negara-negara berkembang melalui perencanaan bahasa dikarenakan kurangnya pengaruh perencanaan bahasa klasik terhadap keadaan yang sebenarnya.

-           Rubin, pendukung teori perencanaan bahasa klasik, mengkritik “model rasional” dengan mengakui adanya berbagai “masalah jahat” dari keikutsertaan unsur-unsur yang tidak diketahui tanpa adanya “aturan penghenti”.

-          Cooper (1989) menolak konsep perencanaan bahasa sebagai pemecahan-masalah dan mendefinisikan perencanaan bahasa sebagai usaha sadar untuk mempengaruhi tindakan orang lain dengan memperhatikan pemerolehan bahasa, susunan, atau alokasi fungsional kode bahasa tersebut.

-          Jernudd (1997) memberikan catatan bahwa teori sosiolinguistik dan penerapan di negara-negara berkembang meliputi situasi di berbagai level pengembangan (dari negara ke perusahaan), kelompok populasi (wanita ke pengungsi), berbagai tindak komunikasi (media, saluran media, dan pengolahan informasi), perbedaan ideologi dan kenyataan, kondisi sosiopolitik lokal dan global.

-          Perkembangan awal perencanaan bahasa sangat erat kaitannya dengan teori evolusi modernisasi berdasarkan fungsionalisme struktural Parson.

Pemutarbalikkan Perubahan Bahasa dan Kritiknya

Era awal modernisasi bahasa ditandai dengan penyatuan bahasa-bahasa (dengan bantuan standarisasi) dan tekanan bahasa-bahasa Eropa terhadap keragaman linguistik di negara-negara dunia ketiga. Perencanaan bahasa klasik, satu bangsa satu bahasa, merupakan konsep dari negara modern eropa yang dibawa ke negara-negara berkembang. Namun demikian, perencanaan bahasa pascamodern memberikan dukungan pada variasi bahasa dan melindungi kemajemukan yang dipengaruhi oleh pendekatan ekologi bahasa (Language Ecology) dan hak asasi berbahasa (Linguistic human rights). Kemudian berkembang model perubahan bahasa memutarbalikkan (Reversing Language Shift model) yang merangkul paradikma baru yang bermunculan, yaitu ideologi, ekologi, dan perantara. Model ini muncul sebagai reaksi atas fakta- fakta yang terjadi di dunia globalisasi kontemporer (sementara), banyak bahasa terancam punah, yaitu membekukan refleksi teoritis dan panduan lapangan pnecegahannya, atau di beberapa kasus, untuk menghidupkan kembali bahasa. Level ancaman kepunahan bahasa terbagi dalam delapan skala.

Taraf 1   : Bahasa potensial terancam masih digunakan di bidang pendidikan, kerja, media masa, dan tingkat lebih tinggi, bahkan tingkat negara (bagian);

Taraf 2   : Bahasa terancam digunakan di tingkat lebih rendah (media lokal dan kantor pemerintahan);

Taraf 3   : Bahasa terancam di lingkungan kerja lokal, dimana interaksi antar penutur bahasa minoritas dan mayoritas bahasa;

Taraf 4   : Bahasa terancam digunakan sebaga bahasa pengajaran di sekolah, kelonggaran atau kekerapan bergantung pada pengajaran di bahasa mayoritas;

Taraf 5   : Bahasa terancam digunakan untuk pengajaran, tetapi tidak di pendidikan formal;

Taraf 6   : Bahasa terancam digunakan di lingkungan keluarga sebaga alat menyerahkan antar generasi sebagai tradisi dan sehingga diturunkan dengan cara ini;

Taraf 7   : Bahasa terancam digunakan oleh generasi tua, yang sudah melampaui umur produktif manusia secara biologis;

Taraf 8   : Bahasa terancam digunakan (diketahui, diingat) hanya oleh beberapa penutur lebih tua.

Model pilihan lainnya adalah “Catherine Wheel” yang digaungkan oleh M. Strubell yang menonjolkan individu sebagai pengguna dan titik tolaknya adalah komponen-komponen berikut secara fungsional saling berhubungan: (1) kompetensi bahasa individu, (2) penggunaan sosial bahasa, (3) keberadaan produk dan jasa bahasa ini dan kebutuhannya, (4) semangat untuk belajar dan menggunakan bahasa tersebut.                   

Bagan 52.1 Catherine Wheel

 Tujuan dari perencanaan dan kebijakan bahasa adalah mengetahui di komponen yang mana mengalami gangguan, and untuk memperbarui dinamikanya melalui pengukuran yang sesuai.

Kerangka kerja Manajemen Bahasa

            Teori/Kerangka/Model Manajemen Bahasa (LMT) membatasi isi teoritis pada manajemen ungkapan (metalinguistik), bukan pada  pembentukan ungkapan (linguistik). Manajemen bahasa terjadi pada interaksi konkrit perorangan atau institusi dari berbagai kompleksitas dan dengan itu memungkinkan untuk membedakan simple management (manajemen berbasis wacana, daring) dan organized management (manajemen langsung, luring). Contoh dari simple management adalah ketika guru menggunakan bahasa keseharian yang tidak biasa selama pelajaran bahasa asing dan segera menghadirkan arti sepadan. Contoh dari organized management adalah pembaruan bahasa atau pengenalan bahasa baru ke sistem sekolah. Tahao simple management adalah sebagai berikut.

1.      Penutur mencatat perbedaan/deviasi dari pembelajaran yang diharapkan dari komunikasi;

2.      Penutur dapat (tapi tidak harus) menilai perbedaan (jika negaif berarti ketidakcukupan atau masalah, jika positif berarti kecukupan);

3.      Sebagai reaksi penilaian, penutur dapat (tapi tidak harus) membuat sebuah rancangan penyesuaian;

4.      Penutur dapat (tapi tidak harus) menerapkan rancangan penyesuaian.

Organized management dicirikan dengan hal-hal berikut.

1.      Tindakan manajemen bersifat trans-interaksional.

2.      Sebuah hubungan sosial atau bahkan institusi dilibatkan.

3.      Hubungan tentang manajemen terjadi.

4.      Keikutsertaan penteorian dan kepercayaan.

5.      Sebagai tamabahan pada bahasa sebagai wacana, objek dari manajemen adalah bahasa sebagai sistem.

LMT telah digunakan, diantara teori lainnya, pada analisis beragam aspek pemerolehan bahasa kedua dan asing dan kompetensi interkultural secara umum. LMT juga berkembang dalam penelitian yang berkenaan dengan pemerolehan kompetensi akademik.

Untuk memperkaya pengetahuan, berikut video diskusi dengan topik perencanaan dan kebijakan bahasa



Tidak ada komentar:

Posting Komentar