Rabu, 22 April 2020

Ringkasan: Bab Perencanaan Bahasa secara Makro

Perencanaan Bahasa secara Makro

Robert B. Kaplan


Banyak pekerjaan di perencanaan bahasa berada di tingkat makro, khususnya pada periode klasik (Ricento 2000).

Tujuan Perencanaan Bahasa

Awalnya disebut rekayasa bahasa (language engineering), disiplin ilmu yang muncul untuk menyelesaikan permasalahan bahasa di negara berkembang yang baru merdeka. Perencanaan bahasa berkaitan erat dengan dua idelogi, yaitu perkembangan dan modernisasi. Dalam penelitian perencanaan bahasa, para praktisi dipandang mempunyai keahlian khusus dimana perubahan pada situasi linguistik mengarah ke perubahan politik dan sosial yang diharapkan (mendukung perkembangan kesatua dalam sistem sosial-kultural, mengurangi ketimpangan ekonomi, menyediakan akses ke pendidikan) yang dengan jelas dijabarkan di pengantar perencanaan bahasa Eastman (1983) yang mana perencanaan bahasa digambarkan sebagai pintu perubahan fundamental dalam organisasi masyarakat global, usaha moderniasasi dan pelestarian terjadi dimanapun, untuk menyediakan semua orang akses ke dunia modern melalui bahasa yang canggih secara teknologi dan juga meminjamkan rasa identitas melalui penggunaan bahasa pertama.

Perencanaan Bahasa Dibandingkan dengan Kebijakan Bahasa

Perencanaan bahasa adalah aktivitas yang dilakukan oleh pemerintah, yang bertujuan untuk mempromosikan perubahan linguistik sistematis di beberapa komunitas masyarakat. Kebijakan bahasa adalah ketetapan dari pengujian perencanaan bahasa yang merupakan ide, hukum, regulasi, dan aturan dan praktek yang bertujuan untuk mencapai perubahan bahasa yang direncanakan di dalam masyarakat, kelompok, atau sistem. Kebijakan ada ketika ada sejumlah evaluasi yang serius pada perencanaan (Rubin, 1971). Kebijakan dibentuk pada taraf resmi sampai yang tidak resmi. Peddie (1991) menekankan pernyataan-pernyataan kebijakan dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu simbolis dan substantif. Yang pertama membuat perasaan yang baik terhadap perubahan  dan yang kedua membentuk langkah-langkah spesifik untuk diambil. Motif dan pendekatan yang kompleks, dan populasi yang besar, termasuk di tahap modern, dan apa yang dipunyai pembuat dan perencana kebijakan paling sering berhasil dalam situasi makro seperti itu.

Perencanaan Bahasa Dihubungkan dengan Modernisasi dan Perkembangan

Semasa periode awal perkembangan perencanaan bahasa, para ahli percaya bahwa pemahaman bahasa dalam masyarakat dapat diterapkan di kegiatan lapangan modernisasi dan pengembangan yang bermanfaat untuk masyarakat berkembang. Praktisi periode awal bercaya bahwa perencanaan bahasa dapat menjadi peran utama dalam mencapai tujuan integrasi administrasi/politis dan persatuan sosial-kultural (Das Gupta, 1970). Fokus utama dari penelitian awal mencakup analisa kebutuhan perencanaan bahasa untuk bangsa yang baru merdeka, khususnya pemilihan bahasa dan literasi dalam proses “nationism”, dan pemeliharaan bahasa, kodifikasi dan penjabaran dalam proses “nationalism”(Fishman, 1968). Pada tahun 1970an, permasalahan bahasa bukan lagi condong ke negara berkembang, tetapi terjadi sebagai permasalahan bahasa dan situasi makro di dunia. Sejak akhir 1990an, prinsip kebijakan dan perencanaan bahasa telah juga meningkat diterapkan pada situasi mikro (contohnya, permasalahan bahasa di komunitas, organiasasi, dan perusahaan).

Dalam Pemahaman Masa Lalu, Penyebab Hilangnya Kesempatan

Ricento (2000) menyarankan bahwa perencanaan dan kebijakan bahasa dapat dibagi dalam tiga fase sejarah

·         Dekolonisasi, strukturalisme dan pragmatisme (1950an, 1960an);

·         Kegagalan modernisasi, sociolinguistik kritis (1980an, 1990an)

·         Tatanan dunia baru, pasca modern, hak asasi manusia berbahasa (abad dua puluh satu)

Perpindahan penduduk sejak tahun 1980an mempengaruhi program pengajaran bahasa di dunia. Di banyak negara, perencanaan pendidikan bahasa menjadi fokus utama untuk menghadapi perpindahan manusia secara masif (Tollefson, 1989). Perencanaan bahasa mulai marak ketika bubarnya Uni Soviet dan penyusunan kembali lingkup politik di Eropa Timur dan Asia Tengah. Selain itu, pembentukan kembali ideologi satu bahasa telah banyak mempengaruhi perencanaan bahasa (William, 1992).

 Perencanaan Bahasa dan Hak Asasi Manusia

Beberapa sarjana menyerukan kebijakan bahasa ibu (Skutnabb-Kangas, 2000), yang lainnya menghubungkan hak berbahasa dalam teori politik dan usaha untuk mengembangakan teori perencanaan bahasa (Cooper, 1989; Dua, 1994; May, 2001). Perkembangan penelitian condong pada perkembangan pemahaman yang lebih baik dari peran hak berbahasa pada pembentukan bangsam organisasi internasional, konflik politik, dan berbagai proses sosial lainnya. Perencanaan bahasa periode awal jarang mempertimbangkan kerangka aturan lokal perencanaan dan kebijakan; penelitian kini menguji cara dimana proses perencanaan bahasa dibatasi oleh hukum perundangan dan konstitusi (Liddicoat, 2008).

Perenanaan Bahasa dan Ketidak-konsistenan Internal

Di dalam beberapa situasi, pelaksanaan perencanaan bahasa bisa kompleks, semisal sudut pandang bahasa dominan dan minor.

Tujuan dan Ruang Lingkup: Dosa dari Bahasa Inggris

Konflik tujuan terjadi karena ada batas waktu dan suber daya yang ada untuk individual, kelompok, dan bangsa: seringkali adanya pilihan kebijakan bahasa yang sulit untuk dibuat karena berbagai kepentingan etnis, bahasa, dan kekuasaan.

Beberapa Asumsi yang lebih Jauh

Kegagalan kegiatan perencanaan bahasa klasik untuk mencapai tujuan di banyak konteks dan koneksi intimidasi antara perencanaan bahasa dan teori modernisasi awal periode berarti bahwa perencanaan bahasa adalah subjek untuk kritik yang sama karean teori modernisasi secara umum, terdiri dari:

·         Fakta bahwa model ekonomi cocok untuk satu tempat mungkin tidak efektif untuk tempat yang lain;

·         Fakta bahwa perkembangan ekonomi nasional tidak akan menguntungkan semua sektor di masyarakat, khususnya masyarakat miskin (Steinberg, 2001);

·         Fakta bahwa perkembangan pada umumnya gagal untuk mempertimbangkan konteks lokal dan kebutuhan yang bermasalah dan keinginan dari komunitas yang beragam; dan

·         Fakta bahwa perkembangan mempunyai efek menyatukan pada berbagai budaya dan sosial.

Perkembangan Bahasa dan Politik

Semakin familiar dengan situasi literatur yang digunakan dalam perencanaan bahasa, semakin jelas bahwa aspek kebijakan hanyalah yang kedua dari perencanaan bahasa; yang utama, hal tersebut adalah kepentingan politik (Kaplan & baldauf, 2007).

Mengapa Perencanaan Makro

Karena praktik perencanaan bahasa berevolusi terus menerus, sebagian besar kegagalan dapat teridentifikasi, sehingga perencanaan bahasa diarahkan ke dua hal utama:

1.      Bahasa yang ada bukanlah milik bangsa tertentu; akan tetapi, bahasa yang ada di sebuah ekologi ada hubungannya dengan bahasa yang lain (internasional atau lokal), penuturnya, dan sejarah serta perkembangannya.

2.      Bahasa dan politik yang mana sangat kental dengan muatan politik dan kekakuan hukum.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar