Minggu, 19 April 2020

Ulasan: Jurnal Evaluasi Kemampuan Menulis dengan Aplikasi Daring

Program Evaluasi Menulis Otomatis untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis

Karya Lorena Parra G. & Ximena Calero S

Ulasan oleh Indra Agus Eka Hariawan

 

1.      Ulasan

Artikel ini menjabarkan efek dari penerapan alat evaluasi menulis otomatis (Automated Writing Evaluation, AWE) gratis pada unjuk kerja menulis mahasiswa Program Pelatihan guru Bahasa Inggris. Dua program yang diterapkan dalam penelitian ini adalah Grammark dan Grammarly. Kedua program AWE dipilih karena kemudahan akses tanpa adanya batasan dalam penggunaannya. 28 mahasiswa keguruan Bahasa Inggris (10 L dan 18 P) dengan rentang umur 19 - 23 dalam mata kuliah Writing I dipilih secara random menjadi sampel. Kemampuan Bahasa Inggris sampel diukur dengan Versant Test, level A2, B1 dan B2, untuk mengetahui nilai pretest dan posttest. Nilai menulis kedua tes tersebut menjadi dasar pelaporan. Penelitian ini juga mengukur sikap terhadap program AWE dengan kuisioner yang diadaptasi dari Wang, Shang & Briody (2013). Skala Likert pada kuisioner dianalisis berdasarkan Cronbach’s alpha sebesar .74, instrumen penelitian reliabel.

Versant Test  menilai sembilan aspek menulis; (1) membaca dengan keras (read aloud), (2) mengulang (repeat), (3) pembentukan kalimat (sentence build), (4) percakapan (conversation), (5) pengetikan (typing), (6) melengkapi kalimat (sentence completion), (7) pendiktean (dictation), (8) rekonstruksi karya tulis pendek (passage reconstruction), dan (9) ringkasan dan pendapat (summary and opinion) (Pearson, 2016).

Grammarly memeriksa pembentukan kata, kata petunjuk dari kata depan, ejaan, tanda baca, pemilihan kata, dan gaya. Grammark memeriksa masalah yang berhubungan dengan kalimat pasif, frase, kalimat majemuk, dan kata sambung.

Data dikumpulkan dari mahasiswa yang setuju untuk ambil bagian dalam penelitian ini. Instruktur menggunakan satu jam pertama dalam kelas untuk mengajarkan paragraf dan essai, mekanik dan memberikan umpan balik ke mahasiswa. Lalu mahasiswa menulis sesuai dengan topik yang diberikan lalu memeriksanya dengan kedua program AWE dan mengumpulkannya ke instruktur via Google Drive. Instruktur memberikan penjelasan pada kesalahan yang tidak dijelaskan pogram AWE. Di akhir kegiatan, mahasiswa menjawab kuisioner tentang sikap mereka terhadap kegitan tersebut.

Kedua program AWE disosialisasikan di laboratorium komputer selama perlakuan. Perlakuan dilakukan selama delapan kali setiap minggu selama tiga jam. Setiap program AWE digunakan secara terpisah oleh dua kelompok yang diambil dari sampel dengan acak. Pengelompokkan dilakukan dengan Mahasiswa diberikan topik yang sama untuk mengetik beberapa paragraf di program pengolah kata. Ketikan tersebut ditempelkan ke program AWE.

 

2.      Kekuatan

ü  Dalam pengelompokkan, peneliti tidak hanya melakukan sampling untuk menentukan peserta penelitian. Sampel yang dipilih dikelompokkan lagi sehingga kedua program dapat digunakan secara terpisah.

3.      Kekurangan

a.      Kritik

ü  Adanya kontradiksi dalam pelaporan, pengelompokkan dari sampel untuk menggunakan kedua program AWE secara terpisah. Dalam satu kalimat menyatakan bahwa pengelompokkan secara random, di kalimat yang lain hal tersebut dilakukan sesuai dengan hasil pretest dalam rangka membentuk kelompok yang homogen.

b.      Saran

ü  Penulisan artikel seharusnya lebih sistematis dalam penulisannya, koherensi. Ada beberapa pelaporan penelitian yang tidak runtun misalnya dalam memberikan alasan penggunaan kedua program AWE yang berada jauh dibawah penjelasan dengan jenis program yang dipilih dalam penelitian.


2 komentar: