Program Evaluasi Menulis Otomatis untuk Meningkatkan
Kemampuan Menulis
Karya Lorena Parra G. & Ximena Calero S
Ulasan oleh Indra Agus Eka
Hariawan
1.
Ulasan
Artikel ini menjabarkan efek dari penerapan alat evaluasi
menulis otomatis (Automated Writing Evaluation, AWE) gratis pada unjuk
kerja menulis mahasiswa Program Pelatihan guru Bahasa Inggris. Dua program yang
diterapkan dalam penelitian ini adalah Grammark dan Grammarly.
Kedua program AWE dipilih karena kemudahan akses tanpa adanya batasan dalam
penggunaannya. 28 mahasiswa keguruan Bahasa Inggris (10 L dan 18 P) dengan
rentang umur 19 - 23 dalam mata kuliah Writing I dipilih secara random
menjadi sampel. Kemampuan Bahasa Inggris sampel diukur dengan Versant Test, level
A2, B1 dan B2, untuk mengetahui nilai pretest dan posttest. Nilai
menulis kedua tes tersebut menjadi dasar pelaporan. Penelitian ini juga
mengukur sikap terhadap program AWE dengan kuisioner yang diadaptasi dari Wang,
Shang & Briody (2013). Skala Likert pada kuisioner dianalisis
berdasarkan Cronbach’s alpha sebesar .74, instrumen penelitian reliabel.
Versant Test menilai sembilan aspek menulis; (1) membaca
dengan keras (read aloud), (2) mengulang (repeat), (3)
pembentukan kalimat (sentence build), (4) percakapan (conversation),
(5) pengetikan (typing), (6) melengkapi kalimat (sentence completion),
(7) pendiktean (dictation), (8) rekonstruksi karya tulis pendek (passage
reconstruction), dan (9) ringkasan dan pendapat (summary and opinion)
(Pearson, 2016).
Grammarly memeriksa pembentukan kata, kata petunjuk
dari kata depan, ejaan, tanda baca, pemilihan kata, dan gaya. Grammark
memeriksa masalah yang berhubungan dengan kalimat pasif, frase, kalimat
majemuk, dan kata sambung.
Data dikumpulkan dari mahasiswa yang setuju untuk ambil
bagian dalam penelitian ini. Instruktur menggunakan satu jam pertama dalam
kelas untuk mengajarkan paragraf dan essai, mekanik dan memberikan umpan balik
ke mahasiswa. Lalu mahasiswa menulis sesuai dengan topik yang diberikan lalu
memeriksanya dengan kedua program AWE dan mengumpulkannya ke instruktur via
Google Drive. Instruktur memberikan penjelasan pada kesalahan yang tidak
dijelaskan pogram AWE. Di akhir kegiatan, mahasiswa menjawab kuisioner tentang
sikap mereka terhadap kegitan tersebut.
Kedua program AWE disosialisasikan di laboratorium komputer
selama perlakuan. Perlakuan dilakukan selama delapan kali setiap minggu selama
tiga jam. Setiap program AWE digunakan secara terpisah oleh dua kelompok yang
diambil dari sampel dengan acak. Pengelompokkan dilakukan dengan Mahasiswa
diberikan topik yang sama untuk mengetik beberapa paragraf di program pengolah
kata. Ketikan tersebut ditempelkan ke program AWE.
2.
Kekuatan
ü
Dalam pengelompokkan, peneliti tidak hanya melakukan
sampling untuk menentukan peserta penelitian. Sampel yang dipilih dikelompokkan
lagi sehingga kedua program dapat digunakan secara terpisah.
3.
Kekurangan
a.
Kritik
ü
Adanya kontradiksi dalam pelaporan,
pengelompokkan dari sampel untuk menggunakan kedua program AWE secara terpisah.
Dalam satu kalimat menyatakan bahwa pengelompokkan secara random, di kalimat
yang lain hal tersebut dilakukan sesuai dengan hasil pretest dalam
rangka membentuk kelompok yang homogen.
b.
Saran
ü
Penulisan artikel seharusnya lebih sistematis
dalam penulisannya, koherensi. Ada beberapa pelaporan penelitian yang tidak
runtun misalnya dalam memberikan alasan penggunaan kedua program AWE yang
berada jauh dibawah penjelasan dengan jenis program yang dipilih dalam
penelitian.
Bagus, Pak Indra. Terima kasih infonya.
BalasHapusSama-sama, Bu. Terima kasih sudah mampir
Hapus